Pada kesempatan kali ini kami akan membawakan sebuah pembahasan yang berjudul Sejarah Kerajaan Demak Bintoro ( Dari Berdiri Hingga Runtuhnya Kerajaan Demak ). Semoga pembahasan ini dapat menjadi pengetahuan untuk kita semua, tanpa berlama-lama lagi langsung saja kita ke pembahasannya.
1. Berdirinya Kerajaan Demak Bintoro (Sultan Demak Ke 1).
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, sebelumnya Kerajaan Demak merupakan Kadipaten fasal dari Kerajaan Majapahit, kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1500 hingga tahun 1550. Raden Patah sendiri merupakan bangsawan Kerajaan Majapahit yang telah mendapatkan pengukuhan dari Prabu Brawijaya yang secara resmi menetap di Demak dan mengganti nama Demak menjadi Bintoro.
Raden Patah menjabat sebagai Adipati Kadipaten Bintoro Demak atas bantuan daerah-daerah lain yang sudah lebih dulu menganut agama Islam seperti Jepara, tuban dan Gresik. ia mendirikan kerajaan Islam di Demak sebagai pusatnya Raden Patah sebagai Adipati Islam di Demak memutuskan ikatan dengan Majapahit, saat itu karena kondisi Kerajaan Majapahit yang memang dalam kondisi lemah bisa dikatakan munculnya Kerajaan Demak merupakan suatu proses Islamisasi hingga mencapai bentuk kekuasaan politik apalagi munculnya Kerajaan Demak juga dipercepat dengan melemahnya pusat Kerajaan Majapahit sendiri, akibat pemberontakan serta perang perebutan kekuasaan di kalangan keluarga raja sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, kerajaan Demak sangat berperan besar dalam proses Islamisasi Pada masa itu.
kerajaan Demak berkembang sebagai pusat perdagangan dan sebagai pusat penyebaran agama Islam wilayah kekuasaan Demak meliputi Jepara Tuban Sedayu Palembang Jambi dan beberapa daerah di Kalimantan. Disamping itu kerajaan Demak juga memiliki pelabuhan-pelabuhan penting seperti Jepara Tuban Sedayu jaratan dan Gresik yang berkembang menjadi pelabuhan transito atau penghubung awal Kerajaan Demak.
kerajaan Islam yang pertama di Jawa adalah Demak dan berdiri pada tahun 1478 Masehi hal ini didasarkan atas jatuhnya Kerajaan Majapahit yang diberi tanda Candra sengkala sirno ilang kertaning bumi yang berarti tahun Saka 1400 atau 1478 Masehi, kerajaan Demak itu didirikan oleh Raden Patah beliau selalu memajukan agama Islam dibantu oleh para Wali dan saudagar Islam, Raden Patah nama kecilnya adalah Pangeran Simpon, menurut sejarah dia adalah Putra Raja Majapahit yang terakhir dari karwa ampeyan dan Raden Fatah dilahirkan di Palembang.
Karena Arya Damar sudah masuk Islam maka Raden Patah dididik secara Islam sehingga jadi pemuda yang taat beragama Islam setelah usia 20 tahun. Raden Patah dikirim ke Jawa untuk memperdalam ilmu agama di bawah asuhan Raden Rahmat dan akhirnya kawin dengan cucu beliau dan akhirnya Raden Patah menetap di Demak Bintoro pada kira-kira tahun 1475 masehi. Raden Patah mulai melaksanakan perintah gurunya dengan jalan membuka madrasah atau pondok pesantren di daerah tersebut rupanya tugas yang diberikan kepada Raden Patah dijalankan dengan sebaik-baiknya lama-kelamaan Desa glagahwangi ramai dikunjungi orang-orang.
Tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan dan agama tetapi kemudian menjadi pusat perdagangan bahkan akhirnya menjadi pusat Kerajaan Islam pertama di Jawa Desa glagahwangi, dalam perkembangannya kemudian karena ramainya akhirnya menjadi ibukota negara dengan nama Bintoro Demak.
2. Letak Geografis Kerajaan Demak Bintoro.
Kerajaan Demak terletak di daerah Jawa Tengah tetapi pada awal kemunculannya kerajaan Demak mendapat bantuan dari para bupati daerah pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah menganut agama Islam, pada sebelumnya daerah Demak Bintoro yang merupakan daerah fatal atau bawahan Kerajaan Majapahit kekuasaan pemerintahannya diberikan kepada Raden Patah dari kerajaan Majapahit yang ibunya manut agama Islam dan berasal dari campa di daerah pantai. letak Demak sangat menguntungkan baik untuk perdagangan maupun pertanian.
Pada zaman dulu, wilayah Demak terletak di tepi Selat diantara pegunungan Muria dan Jawa, sebelumnya setelah itu rupanya melebar dan dapat dilayari dengan baik sehingga kapal dagang dari Semarang dapat mengambil jalan pintas untuk berlayar ke Rembang. Tetapi sudah sejak abad ke-17 jalan pintas itu tidak dapat dilayani setiap saat, pada abad ke-17 adanya Demak telah menjadi gudang dari daerah pertanian di tepi setelah tersebut konon kota Juwana merupakan pusat seperti itu bagi daerah tersebut pada sekitar tahun 1500 tetapi pada sekitar tahun 1513 Joanna dihancurkan dan dikosongkan oleh Gusti Pati Panglima Besar Kerajaan Majapahit yang bukan Islam ini kiranya merupakan perlawanan terakhir kerajaan yang sudah tua itu setelah jatuhnya Juana Demak menjadi penguasa tunggal di sebelah selatan pegunungan Muria yang menjadi penghubung antara Demak dengan daerah pedalaman Jawa Tengah ialah Sungai Serang dikenal juga dengan nama-nama lain Ia sekarang bermuara di laut Jawa antara Demak dan Jepara, hasil panen sawah di daerah Demak rupanya pada zaman dulu pun sudah baik kesempatan untuk menyelenggarakan pengaliran cukup, lagipula persediaan padi untuk kebutuhan sendiri dan untuk perdagangan masih dapat ditambah oleh para penguasa di Demak tanpa banyak susah apalagi mereka menguasai jalan penghubung di pedalaman Bangil dan pajang kehidupan politik Kerajaan Demak ketika Kerajaan Majapahit mulai mundur banyak bupati yang ada di daerah pantai utara Pulau Jawa melepaskan dari bupati.Dan pada akhirnya bupati itu membentuk suatu persekutuan di bawah pimpinan Demak setelah Kerajaan Majapahit runtuh berdirilah kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.
3. Pendiri Demak Bintoro.
Raden fatah adalah pendiri dan sultan pertama dari kerajaan Demak yang memerintah pada tahun 1500 hingga 1518, menurut Babad Tanah Jawi Raden Fatah adalah putra Prabu Brawijaya raja terakhir, diceritakan Prabu Brawijaya selain kawin dengan di Endang sasmitapura juga kawin dengan Putri Cina dan Putri campa, karena ratu dewarwati merasa cemburu Prabu Brawijaya terpaksa memberikan Putri Cina kepada Putra sebelumnya yaitu Arya Damar Bupati Palembang setelah melahirkan Raden Patah, setelah itu Putri Cina dinikahi arya Damar dan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Raden kusen demikianlah Raden Patah dan Raden kusen adalah Saudara sekandung berlainan Bapak. Menurut kronik cina dari kuil Sam Poo Kong nama panggilan waktu Raden Patah waktu masih muda adalah jimpun Putra kungta bumi alias Bray kertabumi atau disebut juga Prabu Brawijaya 5 dari selir Cina. Babad Tanah Jawi menyebutkan Raden Patah dan Raden kusen menolak untuk menuruti kehendak orang tuanya untuk menggantikan ayahnya sebagai Adipati Palembang mereka lolos dari Keraton menuju Jawa dengan menumpang kapal dagang, mereka berdua mendarat di Surabaya lalu menjadi santri pada Sunan Ngampel.
4. Raden Patah Menjadi Menantu Sunan Ampel.
Raden Patah kemudian dipungut sebagai menantu Sunan Ngampel dikawinkan dengan Jojo perempuan anak sulung dari gede waloka, Raden kemudian mengabdi pada Prabu Brawijaya di Majapahit. Raden kusen diangkat menjadi Adipati terung sedangkan Raden Patah dipindah ke Jawa Tengah disitu Ia membuka hutan glagawangi atau hutan Bintoro menjadi sebuah pesantren dan Raden Patah Menjadi Ulama di Bintoro dan mengajarkan agama Islam kepada penduduk sekitarnya, makin lama Pesantren Glagah wangi makin maju Prabu Brawijaya di Majapahit khawatir kalau Raden Patah berniat memberontak Raden kusen yang kala itu sudah diangkat menjadi Adipati terung, diperintah untuk memanggil Raden Patah Raden kusen menghadapkan Raden Patah ke Majapahit Brawijaya merasa terkesan dan akhirnya mau mengakui Raden Patah sebagai putranya. Raden Patah pun diangkat sebagai bupati sedangkan glaga wangi diganti nama menjadi Demak dengan ibukota bernama Bintoro. Menurut kronik China chimpun alias Raden Patah pindah dari Surabaya ke Demak pada tahun 1475 kemudian ia menaklukkan Semarang tahun 1477 sebagai bawahan Demak hal itu membuat orang yang di Majapahit resah namun mereka butuhkan wong Siho alias Sunan Ampel.
5. Masa Kejayaan Demak Bintoro.
Bersedia mengakui chimpun sebagai anak dan meresmikan kedudukannya sebagai bupati di bintolo atau Bintoro, dalam waktu yang singkat di bawah kepemimpinan Raden Patah lebih-lebih oleh karena jatuhnya Malaka ke tangan Portugis dalam tahun 1511 Demak mencapai puncak kejayaannya dalam. Masa pemerintahan Raden Patah Demak berhasil dalam berbagai bidang diantaranya adalah perluasan dan pertahanan kerajaan, pengembangan Islam dan pengamalannya serta penerapan musyawarah dan kerjasama antar ulama dan umaro atau penguasa.
Keberhasilan Raden Patah dalam perluasan dan pertahanan kerajaan dapat dilihat ketika ia menaklukkan gender Wardana yang merebut Tahta Majapahit pada tahun 1478 hingga dapat mengambil alih kekuasaan Majapahit, Selain itu Raden Patah juga mengatakan perlawanan kepada Portugis yang telah menduduki Malaka dan ingin mengganggu Demak Ia mengutus pasukan di bawah pimpinan putranya Adipati Unus atau Adipati Yunus atau Pangeran Sabrang Lor pada tahun 1511 meski akhirnya gagal perjuangan Raden Patah kemudian dilanjutkan oleh Pati Unus ia menggantikan ayahnya pada tahun 1511 dalam bidang dakwah Islam dan pengembangannya Raden Patah mencoba menerapkan hukum Islam dalam berbagai aspek kehidupan Selain itu ia juga membangun istana dan mendirikan masjid pada tahun 1479 yang sampai sekarang terkenal dengan nama Masjid Agung Demak.
6. Pangeran Sabrang Lor (Sultan Demak Ke 2).
Pendirian Masjid itu dibantu sepenuhnya oleh Wali Songo yang kedua Adipati unus 1518 hingga 1521. Pada tahun 1518 Raden Patah wafat kemudian digantikan putranya yaitu adipati Unus adipati Unus terkenal sebagai panglima perang yang gagah berani dan pernah memimpin perlawanan terhadap Portugis di Malaka karena keberaniannya itulah ia mendapatkan julukan Pangeran Sabrang Lor. Tompires dalam bukunya suma oriental menceritakan asal-usul pengalaman Pati Unus dikatakan bahwa nenek Pati Unus berasal dari Kalimantan Barat Daya ia merantau ke Malaka dan kawin dengan wanita Melayu Dari perkawinan itu lahir Ayah Pati Unus, Ayah Pati Unus kemudian kembali ke Jawa dan menjadi penguasa di Jepara, setelah dewasa beliau diambil mantu oleh Raden Patah yang telah menjadi Sultan Demak dari pernikahan dengan Putri Raden Patah Adipati Unus resmi diangkat menjadi Adipati wilayah Jepara tempat kelahiran beliau sendiri karena Ayahanda beliau Raden Yunus lebih dulu dikenal masyarakat maka Raden Abdul Qodir lebih sering dipanggil sebagai Adipati PIN Yunus atau Putra Yunus. kemudian hari, banyak orang memanggil beliau dengan lebih muda Pati Unus tahun 1512 giliran Samudra Pasai yang jatuh ke tangan Portugis hal ini membuat tugas Pati Unus sebagai panglima Armada Islam tanah Jawa semakin mendesak untuk Segera dilaksanakan maka pada tahun 1513 dikirim Armada kecil ekspedisi jihad 1 yang mencoba mendesak masuk benteng Portugis di Malaka gagal dan balik kembali ke tanah Jawa kegagalan ini karena kurang persiapan menjadi pelajaran berharga untuk membuat persiapan yang lebih baik maka direncanakanlah pembangunan Armada besar sebanyak 375 kapal perang dari tanah Gowa Sulawesi yang masyarakatnya sudah terkenal dalam pembuatan kapal di tahun 1518.
6. Wafatnya Pangeran Sabrang Lor.
Raden Patah Sultan Demak 1 bergelar alam Akbar al-fatah beliau berwasiat supaya mantu beliau Pati Unus diangkat menjadi Sultan Demak berikutnya, maka diangkat lah adipati Unus atau Raden Abdul Qodir bin Yunus berangkat dari pelabuhan Demak dengan mendapat pemberkatan dari para wali yang dipimpin oleh Sunan Gunung Jati.
Armada perang yang sangat besar untuk ukuran dulu bahkan sekarang dipimpin langsung oleh Pati Unus bergelar Senopati sarjawala yang telah menjadi Sultan Demak kedua. dari sini secara keluarga beliau akan berubah secara Kesultanan Demak dengan sejarah tanah Jawa. Kapal yang ditumpangi pada adipati unus terkena peluru meriam ketika akan menurunkan perahu untuk merapat ke pantai, ia gugur sebagai Sahid karena kewajiban membela sesama muslim yang tertindas penjajah Portugis yang bernafsu memonopoli perdagangan rempah-rempah, sedangkan adipati Unus Sultan Demak 2 yang gugur kemudian disebut masyarakat dengan gelar Pangeran Sabrang Lor atau pangeran yang gugur di seberang Utara. Pimpinan Armada gabungkan Kesultanan Banten Demak dan Cirebon segera diambil alih oleh fatahillah setelah mengusir Portugis dari Sunda Kelapa tahun 1527 diambil alih oleh fatahillah adalah atas inisiatif Sunan Gunung Jati yang sekaligus menjadi mertua karena Putri beliau yang menjadi janda Sabrang Lor,
7. Awal Kemunculan Sultan Trenggono (Sultan Demak Ke 3).
Sultan trenggono adalah Sultan Demak yang ketiga beliau memerintah Demak dari tahun 1521 hingga 1546 Masehi. Sultan tergono adalah putra Raden Patah pendiri Demak yang lahir dari permaisuri Ratu Asika Putri Sunan Ampel menurut suma oriental ia dilahirkan sekitar tahun 1483 Ia merupakan adik kandung Pangeran Sabrang Lor Raja Demak. Sebelumnya versi serat Kanda Sultan trenggono memiliki beberapa orang putra dan putri diantaranya yang paling terkenal ialah sunan Prawoto yang menjadi raja penggantinya Ratu Kalinyamat yang menjadi Bupati Jepara, Ratu emas Cempaka yang menjadi istri Sunan hadiwijaya dan Pangeran Timur yang berkuasa sebagai Adipati di wilayah Madiun dengan gelar Rangga jumena.
Sultan trenggono wafat ditemukan dalam catatan seorang Portugis yang bernama Fernandez Mendes Bento pada tahun 1546 Sultan trenggono menyerang Panarukan Situbondo yang saat itu dikuasai Blambangan, Sunan Gunung Jati membantu dengan mengirimkan gabungan prajurit Cirebon Banten dan Jayakarta sebanyak 7000 orang yang dipimpin Fatahillah Mendes Bento bersama 40 orang temannya saat itu ikut serta dalam pasukan Banten. Pasukan Demak sudah mengepung Panarukan selama 3 bulan tapi belum juga dapat merebut kota itu suatu ketika Sultan trenggono bermusyawarah pertama para Adipati untuk melancarkan serangan selanjutnya Putra Bupati Surabaya yang berusia 10 tahun menjadi pelayannya anak kecil itu tertarik pada celahnya rapat sehingga tidak mendengar perintah trenggono marah dan memukulnya anak itu secara spontan membalas menusuk dada trenggono memakai besok.
Sultan trenggono pun tewas seketika dan segera dibawa pulang meninggalkan Panarukan Sultan trenggono berjasa atas penyebaran agama Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah di bawah Sultan trenggono Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau tentara Portugis yang akan mendarat di sana pada tahun 1527 Tuban 1527 dan Madiun pada tahun 1529 Surabaya dan Pasuruan pada tahun 1527 Malang 1545 dan Blambangan kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa 1527 hingga 1546 Panglima Demak waktu itu adalah Fatahillah Pemuda asal Pasai atau Sumatera yang juga menjadi menantu Sultan trenggono Sultan trenggono meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan dan kemudian digantikan oleh sunan Prawoto sunan Prawoto 1546 hingga 150049
8. Awal Kemunculan Sunan Prawoto (Sultan Demak Ke 4).
Sunan Prawoto adalah nama lahirnya Raden Mukmin adalah raja keempat Kesultanan Demak yang memerintah pada tahun 1546 hingga 1549 ia lebih cenderung sebagai seorang ahli agama daripada ahli politik pada masa kekuasaannya daerah bawahan Demak seperti Banten Cirebon Surabaya dan Gresik berkembang bebas tanpa mampu dihalanginya menurut Bapak tanah Jawi ia tewas dibunuh oleh orang suruhan Bupati jipang Arya Penangsang yang tak lain adalah sepupunya sendiri setelah kematiannya Hadi Wijaya memindahkan pusat pemerintahan kepadang dan kesultanan Demak pun berakhir sepeninggal Sultan trenggono yang memerintah kekuasaan Demak pada tahun 1521 hingga 1546.
Raden Mukmin selaku putra tertua naik tahta ia berambisi untuk melanjutkan usaha ayahnya menaklukkan Pulau Jawa namun keterampilan berpolitiknya Tidak Begitu baik dan ia lebih suka hidup sebagai ulama daripada sebagai raja. Raden Mukmin memindahkan pusat pemerintahan dari kota Bintoro menuju Bukit Prawoto lokasinya saat ini kira-kira adalah Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Jawa Tengah. Oleh karena itu, Raden Mukmin pun terkenal dengan sebutan sunan Prawoto pemerintahan sunan Prawoto juga terdapat dalam catatan seorang Portugis bernama Manuel Bento pada tahun 1548 manual Bento hingga ke Jawa sepulang Mengantar surat untuk Uskup Agung Pastor Vincentius di Makassar ia sempat bertemu sunan Prawoto dan mendengar caranya untuk mengislamkan seluruh Jawa serta ingin berkuasa seperti Sultan Turki. Sunan Prawoto juga berniat penutup jalur bekas ke Malaka dan menaklukkan Makassar, akan tetapi rencana itu berhasil dibatalkan oleh bujukan Manuel Bento cita-cita sunan Prawoto pada kenyataannya tidak pernah terlaksana ia lebih sibuk sebagai ahli agama ketimbang mempertahankan kekuasaannya satu persatu bendera bawahan seperti Banten Cirebon dan Surabaya dan Gresik berkembang bebas sedangkan Demak tidak mampu menghalanginya.
kehidupan sosial budaya Kerajaan Demak berdirinya Kerajaan Demak banyak didorong oleh latar belakang untuk mengembangkan dakwah Islam. Oleh karena itu tidak heran jika Demak gigih melawan daerah-daerah yang ada di wilayah pengaruh asing karna dapat dukungan Walisongo. Demak berhasil menjadikan diri sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa yang memiliki pengaruh cukup luas untuk mendukung pengembangan agama Islam di Masjid Agung Demak sebagai pusatnya kehidupan sosial dan budaya masyarakat Demak lebih berdasarkan pada agama dan budaya Islam Karena pada dasarnya Demak adalah pusat penyebaran Islam di Pulau Jawa sebagai pusat penyebaran Islam Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Bonang, para wali tersebut memiliki peranan yang penting pada masa perkembangan kerajaan Demak bahkan para wali tersebut menjadi penasehat bagi Raja Demak dengan demikian terjalin hubungan yang erat antara raja bangsawan para wali ulama dengan masyarakat.
Hubungan erat tersebut tercipta melalui pembinaan masyarakat yang diselenggarakan di masjid maupun di pondok pesantren sehingga tercipta kebersamaan atau ukhuwah islamiyah persaudaraan diantara orang-orang Islam demikian pula dalam bidang budaya banyak hal yang menarik yang merupakan peninggalan dari kerajaan Demak salah satunya adalah Masjid Demak. dimana salah satu tiang utamanya terbuat dari pecahan-pecahan kayu yang disebut soko Tatal Masjid Demak dibangun atas pimpinan Sunan Kalijaga diserambi depan masjid atau pendopo itulah Sunan Kalijaga menciptakan dasar-dasar perayaan Sekaten Maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta dan Cirebon dilihat dari arsitekturnya Masjid Demak memperlihatkan adanya wujud akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu dengan kebudayaan Islam salah satu peninggalan berharga dari kerajaan Demak adalah bangunan Masjid Demak yang terletak di sebelah barat alun-alun Demak.
Masjid Agung Demak memiliki ciri khas yakni salah satu tiang utamanya terbuat dari Tatal atau potongan kayu atap tumpang dan di belakangnya terdapat makam raja-raja Demak. peradaban kerajaan Islam Demak pada abad ke-16 Kerajaan Demak merupakan lanjutan Kerajaan Majapahit sebelum Raja Demak merasa sebagai raja Islam merdeka dan memberontak pada kekafiran Majapahit Tidak diragukan lagi bahwa sudah sejak abad ke-14 orang Islam tidak lagi di kota Kerajaan Majapahit dan di Bandar Bubat cerita-cerita Jawa yang memberitakan adanya kunjungan menghadap Raja ke keraton Majapahit sebagai kewajiban setiap tahun juga bagi para vasal yang beragama Islam mengandung kebenaran juga dengan melakukan kunjungan menghadap Raja secara teratur itulah fasal menyatakan kesetiaannya sekaligus dengan jalan demikian ia tetap menjalin hubungan dengan para pejabat keraton Majapahit terutama dengan Pati waktu Raja Demak menjadi raja Islam merdeka dan menjadi Sultan tidak ada jalan lain baginya bahwa banyak bagian dari peradaban lama sebelum zaman Islam telah diambil alih oleh keraton Keraton Jawa Islam di Jawa Tengah terbukti jelas sekali dari kesusastraan Jawa pada zaman itu.
8. Awal Mula Runtuhnya Kerajaan Demak.
Perang saudara di Demak perang saudara ini berawal dari meninggalnya anak Solo Raden Patah yaitu Adipati Unus yang menjadi putra mahkota akhirnya terjadi perebutan kekuasaan antara anak-anak dari Raden Patah. persaingan ketat antara Sultan trenggono dan Pangeran Setu lepen atau kikin akhirnya kerajaan Demak mampu dipimpin oleh trenggono dengan menyuruh anaknya yaitu Prawoto untuk membunuh pangeran dan akhirnya sultan trenggono menjadi Sultan kedua di Demak pada masa kekuasaan Sultan trenggono tahun 1521 hingga 1546.
Demak mencapai puncak keemasan dengan luasnya daerah kekuasaan dari Jawa Barat Sampai Jawa Timur hasil dari pemerintahannya adalah Demak memiliki benteng bawahan di barat yaitu di Cirebon tapi Kesultanan Cirebon akhirnya tidak tunduk setelah Demak berubah menjadi Kesultanan pajang. Sultan trenggono meninggalkan dua orang Putra dan 4 Putri anak pertama perempuan dan menikah dengan pangeran langgar anak kedua laki-laki yaitu sunan Prawoto anak yang ketiga perempuan menikah dengan pangeran Kalinyamat anak yang keempat perempuan menikah dengan pangeran dari Cirebon anak yang kelima perempuan menikah dengan Jaka Tingkir dan anak yang terakhir adalah Pangeran Timur Arya Penangsang jipang telah diasuh oleh Sunan Kudus untuk membalas kematian dari ayahnya Raden kikin atau Pangeran sedotan pada saat perebutan kekuasaan dengan membunuh sunan Prawoto Arya Penangsang bisa menguasai Demak dan bisa menjadi Raja Demak yang berdaulat penuh pada tahun 1546 setelah wafatnya Sultan trenggono secara mendadak anaknya yaitu sunan Prawoto naik tahta dan menjadi raja.
Ketika di Demak Mendengar hal tersebut Arya Penangsang langsung menggerakkan pasukannya untuk menyerang Demak Pada masa itu posisi Demak sedang kosong Armada armadanya sedang dikirim ke timur maka dengan mudahnya Arya Penangsang membumihanguskan Demak yang tersisa hanyalah Masjid Demak dan klenteng dalam pertempuran ini tentara Demak terdesak dan mengungsi ke Semarang tetapi masih bisa dikejar sunan Prawoto gugur dalam pertempuran ini dengan gugurnya sunan Prawoto belum menyelesaikan masalah keluarga ini masih ada seorang lagi yang kelak akan membawa Demak pindah ke Pajang yaitu Jaka Tingkir Jaka Tingkir adalah anak dari gagang Pengging Bupati di wilayah Majapahit di daerah Surakarta dalam Babad Tanah Jawi Arya Penangsang berhasil membunuh sunan Prawoto dan Pangeran Kalinyamat sehingga tersisa Jaka Tingkir dengan kematian Kalinyamat. Ratu Kalinyamat akhirnya membuat sayembara Siapa saja yang bisa membunuh Arya Penangsang maka dia akan mendapatkan aku dan harta bendaku begitulah sekiranya tutur kata dari Nyi Ratu Kalinyamat Mendengar hal tersebut Jaka Tingkir menyanggupinya karena beliau juga adik ipar dari pangeran Kalinyamat dan sunan Prawoto Jaka Tingkir dibantu oleh Ki Ageng panjawi dan Ki Ageng pemanahan akhirnya Arya Penangsang dapat ditumpangkan dan sebagai hadiahnya Ki Ageng panjawi mendapatkan hadiah tanah Pati dan Ki Ageng pamanahan mendapat tanah Mataram.
Keruntuhan Kerajaan Demak setelah wafatnya Sultan trenggono menimbulkan kekacauan politik yang hebat di Keraton Demak negeri-negeri badan Kadipaten berusaha melepaskan diri dan tidak mengakui lagi kekuasaan Demak, di Demak sendiri timbul pertentangan diantara para waris yang saling berputar, orang yang seharusnya menggantikan kedudukan Sultan trenggono namun ia dibunuh oleh sunan Prawoto yang berharap dapat mewarisi tahta kerajaan Adipati Jepang yang bernama Arya Penangsang anak laki-laki Pangeran Sekar Setu lepen tidak tinggal diam Karena ia merasa lebih berhak mewarisi Tahta Demak sunan Prawoto dan beberapa pendukungnya berhasil dibunuh dan Arya Penangsang berhasil naik tahta akan tetapi Arya Penangsang beda berkuasa lama karena ia kemudian dikalahkan oleh Jaka Tingkir yang dibantu oleh Kyai Gede pamanahan dan putranya Sutawijaya serta di penjawi Jaka Tingkir naik tahta dan penobatannya dilakukan oleh Sunan Giri setelah menjadi raja Ia bergelar Sultan hadiwijaya serta membedakan pusat pemerintahannya dari Demak ke Pajang pada tahun 1568 Sultan hadiwijaya sangat menghormati orang-orang yang telah berjasa terutama kepada orang-orang yang dulu membantu pertempuran melawan Arya Penangsang Ki Ageng pemanahan mendapatkan tanah Mataram dan Kiai penjawi diberi tanah di Pati keduanya diangkat menjadi Bupati di daerah-daerah tersebut sutowijoyo Putra Kyai Ageng pemanahan diangkat menjadi Putra angkat Karena jasanya di dalam menaklukkan Arya Penangsang ia pandai dalam bidang keprajuritan setelah Kyai Ageng pamanahan wafat pada tahun 1575 sutowijoyo diangkat menjadi penggantinya pada tahun 1582 Sultan hadiwijaya wafat putranya yang bernama Pangeran Benowo.
Diangkat menjadi penggantinya timbul pemberontakan yang dilakukan oleh Arya panggiri Putra sunan Prawoto ia merasa mempunyai hak atas Tata pajang pemberontakan itu dapat digagalkan oleh pangeran Benowo dengan bantuan Sutawijaya Pangeran Benowo menyadari bahwa dirinya lemah tidak mampu mengendalikan pemerintahan apalagi menghadapi musuh-musuh dan bupati Bupati yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan pajang kepada saudara angkatnya sutowijoyo pada tahun 1586, pada waktu itu Sutawijaya telah menjabat Bupati Mataram sehingga pusat Kerajaan Pajang dipindahkan ke Mataram Demak di bawah kekuasaan raja-raja Mataram sekitar tahun 1588 Panembahan Senopati berkuasa di Jawa Tengah sebelah Selatan raja-raja Pati Demak dan Grobogan dianggapnya sebagai sampun karet atau sudah dikuasai sekitar 1589 mereka diperintah ikut dia bersama prajurit Mataram ke Jawa Timur menaklukkan raja-raja Jawa Timur maksud Raja Mataram ini gagal tampaknya terutama karena campur tangan Sunan Giri Panembahan Senopati terpaksa kembali ke Mataram dengan tangan hampa mungkin sekali penguasa Demak Pati dan Grobogan yang pada tahun 1589 telah bersikap sebagai Taklukan yang patuh sama dengan mereka yang telah mengakui Sultan pajang yang sudah tua dan meninggal pada tahun 1587 sebagai penguasa tertinggi jadi agaknya Pangeran Kediri di Demak Setelah mengalami penghinaan di pajang sebelumnya ternyata masih berhasil memerintahkan asalnya beberapa waktu pada tahun 1595 orang Demak memihak raja-raja Jawa Timur yang mulai melancarkan serangan terhadap kerajaan Mataram yang belum sempat berkonsolidasi serangan tersebut dapat dipatahkan tetapi panglima perang Mataram Senopati Kediri yang sudah membelot ke Mataram gugur dalam pertempuran dekat Utara sehabis perang Panembahan mengangkat 5 Sari sebagai Adipati di Demak rupanya karena pemimpin pemerintahan yang sebelumnya tidak memuaskan atau ternyata tidak dapat dipercaya pemangkung Endra Nata satu di Demak ini pada tahun-tahun kemudian adanya juga tidak bebas dari pengaruh politik pesisir yang berlawanan dengan kepentingan.
Mataram di pedalaman pada tahun 1627 ia terlibat dalam pertempuran antara penguasa di Pati prakola 2 dan Sultan Agung ia dibunuh dengan keris sebagai penghianat atas perintah Sultan Agung sesudah dia masih ada lagi seorang Tumenggung Endra nota 2 yang menjadi Bupati di Demak.
Tumenggung ini seorang pengikut Setia susunan Mangkurat 2 di Kartasura yang memerintah Jawa Tengah pada perempat terakhir abad ke-17 pada tahun 1678 disebutkan adanya Tumenggung suranata di Demak sebagai pelabuhan laut agaknya Kota Demak sudah tidak berarti pada akhir abad ke-16 sebagai produsen beras dan hasil pertanian lain daerah Demak masih lama mempunyai kedudukan penting dalam ekonomi Kerajaan raja-raja Mataram sampai abad ke-19 di banyak daerah Tanah Jawa rasa hormat pada Masjid Demak dan makam-makam katilango masih bertahan di antara kaum beriman kota Demak dipandang sebagai tanah suci Hal itulah yang terutama menyebabkan nama Demak dalam sejarah jawa tetap tidak Terlupakan di samping nama Majapahit kesimpulannya kerajaan ini hanya berumur pendek namun para rajanya merupakan pahlawan-pahlawan Mujahid terbaik raja pertama adalah Raden Patah yang berhasil menjadikan negerinya sebagai sebuah negara independen pada masanya setelah itu anaknya Adipati Unus berkuasa dia berhasil mengadakan perluasan wilayah kerajaan dia menghilangkan Kerajaan Majapahit yang beragama Hindu yang pada saat itu sebagai wilayahnya menjalin kerjasama dengan orang-orang Portugis setelah wafatnya Patih Yunus pada tahun 938 Hijriyah atau 1531 Masehi memerintah lah raja paling terkenal dari kerajaan ini yaitu Raden trenggono atau Sultan trenggono Dia adalah seorang Mujahid besar yang diantara hasil usahanya yang terkenal adalah masuknya Islam ke daerah Jawa Barat dia wafat pada tahun 953 Hijriah atau 1546 Masehi kebudayaan yang berkembang di kerajaan Demak bercorak Islam hal tersebut nampak dari peninggalan sejarahnya berupa masjid Makam Batu Nisan kitab suci Alquran kaligrafi dan karya sastra sampai sekarang pun Demak dikenal sebagai pusat pendidikan agama Islam.